Kumpulan Cerita Sex Terbaru
Namaku
Sony, wajahku ganteng, tubuh tinggi dan sexy sehingga banyak cewek
tergila-gila. Tapi keadaan ekonomiku kurang mencukupi. Pernah aku
mencintai dan ingin melamar seorang gadis idamanku. Orang tuanya menolak
lamaranku karena aku miskin. Disaat itulah aku ditawari sebuah
pekerjaan oleh atasan bapakku dimana beliau bekerja. Aku akan diberi
kedudukan, tapi dengan syarat aku harus mau menjadi suami kontrak
anaknya yang hamil diluar nikah. Oleh karena keadaan itulah aku menerima
persyaratannya meskipun bapakku tidak setuju akan keputusanku. Tapi
karena tekadku sudah bulat maka aku terpaksa tidak mendengar nasehat
bapakku. Maka berangkatlah aku menuju ke rumahnya. Sesampai di rumahnya,
aku dikenalkan dengan cewek calon istriku itu. Namanya Sari. Cantik
juga orangnya tapi agak sombong dan cerewetnya minta ampun. Dia
melihatku cuek dan sepertinya tidak ada rasa suka padaku. Wuih hebat
juga nich cewek, padahal di kampung aku jadi primadona desa. Cewek-cewek
yang mandi di sungai biasanya mengajakku untuk mandi bersama. Mereka
tidak malu telanjang di hadapanku, mulai dari gadis cilik, gadis
perawan, ibu-ibu muda, janda muda, janda tua, bahkan sampai nenek- nenek
pun pamer tubuh di hadapanku. Aku sungguh heran dengan cewek satu ini
kenapa dia tidak ada rasa suka sama sekali padaku yang ganteng ini. Di
saat hari pernikahan, dia tidak menampakkan wajah gembira sama sekali.
Wajahnya murung dan cuek padaku, meskipun di hadapan tamu dia masih bisa
tersenyum. Selesai acara resepsi pernikahan kami, disaat para tamu
sudah pulang. Dia langsung masuk ke kamar. Aku langsung menyusul dari
belakang, tapi tidak kuduga pintu kamar telah terkunci dari dalam. Aku
bingung dan agak kesal karena sikapnya. Sepertinya dia tidak
menghormatiku, meskipun aku hanya suami kontrakan. Kedua mertuaku pun
jadi bingung akan sikap anaknya. Mereka minta maaf padaku, lalu
menyuruhku tidur di kamar tamu. Keesokan harinya, disaat aku mau mandi
dan ganti baju kuketok pintu kamarnya yang terkunci. Nggak ada jawaban.
"Sayang, aku mau mandi.. tolong buka pintunya dong..?" Tidak ada
jawaban, aku bingung. Lalu.. "Sayang, aku mau berangkat kerja nich nanti
telat lho.. Tolong buka pintunya sayang.?" Lalu beberapa saat kemudian
pintu kamar terbuka, aku masuk. Kulihat dia tidur lagi dengan posisi
tengkurap, memakai daster putih transparan sehingga lekuk-lekuk tubuhnya
kelihatan jelas sekali. Pantatnya yang montok itu terpampang jelas
karena ia tidak memakai CD. Lalu aku masuk ke kamar mandi, sengaja pintu
kamar mandi tidak kututup. Saat aku sedang mandi dan kebetulan aku
sedang menggosok penisku yang besar dan panjang dengan sabun LUX dan
penisku sedang berdiri tegak karena gosokanku tadi. "Eeehh.." tiba-tiba
Sari masuk terburu-buru sambil kedua tangannya mengangkat dasternya ke
atas. Melihat aku ada di dalam kamar mandi dan kebetulan aku menghadap
ke arah pintu. "Aaahh.. Sonnyy.." teriaknya kaget sekaligus senang
tertahan sambil menutupkan kedua tangannya ke arah mulutnya, tapi
matanya yang terbelalak kaget itu tetap tertuju ke arah penisku. Lalu..
"Sonnyy.." lanjutnya setelah kekagetannya sedikit hilang, "Lho.. kok..
pintunya nggak ditutup sih.." katanya. Sambil matanya masih tetap
tertegun ke arah penisku. "Lho.. ini kan kamar mandi kita Sayang.. buat
apa pintunya ditutup.. ya kan sayang.. Kamu pasti mau pipis kan Sayang..
sini aku bantu.. buka aja dasternya biar nggak basah nanti.." kataku
sambil membuka dasternya dan terpampanglah tubuhnya yang indah, susunya
yang besar dan perutnya yang datar. Dan itu.. vaginanya yang ditumbuhi
bulu-bulu hitam yang lumayan lebat dan mungil. "Akhh.. kamu orangnya
lembut juga ya Son..? Oh.. ya maafkan aku tadi malam, bukannya aku tidak
mau menerima kamu sebagai suamiku meski hanya kontrakan. Tapi
sebetulnya aku hanya memberi sebuah ujian buat kamu. Apakah kamu mau
mengawini aku yang sudah ternoda ini dengan tulus dan ikhlas. Dan
sepertinya kamu orangnya baik dan sabar. Buktinya tadi sewaktu kamu
masuk ke kamar, kamu ingat kan aku tidur tanpa menggunakan CD dan BH.
Itu juga suatu ujian buat kamu, apakah kamu kuat menahan nafsumu untuk
tidak menyentuhku sebelum aku mengijinkanmu untuk menyentuhku. Dan
sekarang kamu memiliki semua apa yang kumiliki dan tentunya apa yang
kamu miliki juga akan jadi milikku. Nah, sekarang aku mau pipis dan kamu
harus meminum air kencingku sebagai tanda kamu cinta padaku. Dan nanti
aku juga meminum air kencingmu.. jadi kita adil.. bagaimana Sayang
setujukah kamu..?" katanya. "Baiklah, Sayang.. Ayo arahkan vaginamu ke
mukaku..?" Hatiku berdebar, aku belum pernah merasakan bagaimana
dikencingi orang, siapa yang mau? Tapi demi masa depanku, aku merelakan
nasibku yang malang. Lalu dia berdiri diantara kepalaku, kemudian
pelan-pelan dia jongkok di atas wajahku, kurasakan vaginanya menyentuh
hidungku. Aku sedikit menekan pinggulnya sehingga hidungku amblas ke
dalam vaginanya, dia tak peduli, terus digosok-gosokkan vaginanya di
sana, setelah itu lidahku mulai menjulur lalu menjilati lubang pantatnya
lagi, sementara dia sepertinya sudah tidak tahan. "Awas.. mau keluar
Sayang.." Aku memejamkan mataku. Diarahkannya lubang vaginanya ke
mulutku, dikuakkan bibir vaginanya supaya air kencingnya tidak memencar,
lalu aku menjulurkan lidahku menjilati bibir vaginanya, lalu
memancarlah air kencingnya dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam
mulutku, sebagian besar keluar lagi. Setelah itu, kutusuk vaginanya
dengan jariku sehingga kencingnya tertahan seketika, badannya mulai
menggeliat dan mulutnya mendesah. Kenikmatan yang luar biasa
dirasakannya ketika kencingnya tertahan oleh jariku. Lalu vaginanya
kutusuk terus keluar masuk dengan jariku. Kira- kira 1 menit kulihat air
kencingnya kembali memancar dashyat, sambil kencing dia
menggosok-gosokkan vaginanya ke seluruh wajahku. Aku masih memejamkan
mata. Akhirnya kulihat air kencingnya habis, yang keluar cuma tetes
tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam
mulutku, dan aku langsung menjilat serta menghisap habis. Dia mungkin
juga tidak tahan, lalu mencium mulutku dengan lahap, terus dia memegang
penisku, dikocok-kocoknya penisku, kemudian dikulumnya penisku yang
besar itu. Dia menyuruhku nungging di atas wajahnya, lalu disedotnya
penisku yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus
menetes dari lubang kencingku. Aku mulai memompa penisku di dalam
mulutnya, keluar masuk seolah- olah mulutnya adalah vaginanya, dia tidak
peduli. Dia beranikan diri mencoba menjilat lubang pantatku yang
berbulu lebat dan berwarna kehitam- hitaman. Dia menjilat lubang
pantatku, kadang- kadang disedotnya 2 telor kembarku, kadang- kadang
penisku kembali masuk ke mulutnya. Tak lama kemudian tubuhku menegang
lalu aku menjerit keras. Penisku menyemburkan air mani yang banyak
sekali ke dalam mulutnya. Dia hisap terus, dia menelan semua air maniku
yang agak asin tapi gurih itu, dan sebagian menyembur ke wajahnya, terus
dikocok lagi penisku, aku seperti meregang nyawa, tubuhku meliuk-liuk
disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akhirnya penisku
agak melemas, tapi terus dihisapnya dengan mulutnya. "Nah, sekarang
giliran kamu Sayang.. ok?" "Baiklah Sayang, aku siap..?" Kemudian aku
berlutut di atas wajahnya, lalu kedua tanganku mengangkat kepalanya
sehingga penisku tepat mengarah ke mulutnya. Dia jilat-jilat kepala
penisku yang masih berlendir. Tak lama kemudian air kencingku menyembur
masuk ke dalam mulutnya. Dia pejamkan matanya, kemudian air kencingku
terus menyembur ke seluruh wajahnya, sebagian diminumnya. Lalu,
kupukulkan penisku ke wajah dan mulutnya. Setelah habis kencingku, dia
kembali menyedot penisku sambil mengocoknya. Kira-kira 1 menit penisku
mulai besar dan tegang kembali, keras seperti tiang listrik. Aku lalu
mengarahkan penisku ke vaginanya, dituntunnya penisku itu masuk ke dalam
vaginanya. Kemudian aku mulai memompa penisku yang besar itu ke dalam
vaginanya. Dia merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penisku
kucabut lalu kutusukkan lagi. Kadang-kadang aku mencabut penisku lalu
kumasukkan ke dalam mulutnya, kemudian aku mulai berusaha menusukkan
penisku masuk ke dalam lubang pantatnya. "Pelan-pelan Sayang.. sakit..
uhh.." katanya. Kemudian penisku itu mulai menerobos pelan masuk ke
dalam lubang pantatnya, dia agak kesakitan, tapi diantara rasa sakit itu
mungkin dia merasakan ada rasa nikmatnya. Dia makin lama makin
menikmati, sudah 2 kali dia mencapai orgasme, sedangkan aku masih terus
bergantian menusuk vagina dan pantatnya. Tubuh kami sudah berkubang
keringat dan air kencing, kulihat lantai kamar mandinya yang tadinya
kering, sekarang basah semua. "Aakkhh.. Sarii, Saarrii.. aa.." aku
merengek-rengek keenakan sambil memompa terus penisku di dalam lubang
pantatnya. Dengan sigap dia bangun lalu secepat guntur terus
dimasukkannya penisku ke dalam mulutnya, dikulumnya penisku itu sampai
akhirnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penisku. Air maniku
menyembur banyak sekali, sebagian ditelannya, sebagian lagi diarahkannya
ke wajahnya sendiri sehingga seluruh wajahnya berlumuran air maniku.
Kemudian aku menggosok-gosokkan penisku ke seluruh wajahnya, lalu kami
berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kami saling
berciuman sangat dalam sekali. "Sony kamu sungguh luar biasa Sayang,
kamu sangat lembut, romantis, baik dan selalu menuruti segala
permintaanku.. oohh.. kamu sungguh suami yang pengertian.. Son.. peluk
dan cium aku lagi Son.. oohh.. sayangku aku cinta kamu.." katanya sambil
memeluk dan menciumiku dengan agresif. "Aku bahagia kamu mau menerima
aku, Sari sayang.." kataku sambil membalas ciumannya. Kepuasan yang
mestinya kudapat tadi malam, tercapai sudah dan itu benar- benar sangat
berarti bagiku. Sari makin sayang denganku. Mohon saran dan
tanggapannya. Oh ya, khusus untuk cewek-cewek, segala status, segala
usia, yang ingin kenalan, berbagi cerita atau pengalaman, langsung saja
hubungi saya via e-mail. TAMAT
